Twitter Facebook Feed

Konsep Dasar Perawat


1.      Pengertian
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Tylor C Lillis C Lemone (1989) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan (Depkes RI, 2002).
Menurut UU RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan, mendefinisikan perawat yaitu mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan perawatan
Sedangkan menurut International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan, berwenang dinegara bersangkutan untuk memberi pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.
Perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya. (Depkes RI, 2002).
2.      Peran  Perawat
                   Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas .
                  Sedangkan peran perawat meliputi : pemberi  Asuhan Keperawatan, praktek Keperawatan atau pelaksana, pendidikan klien, pengelola serta kegiatan penelitian dibidang Keperawatan.
a.       Peran sebagai pelaksana
            Peran ini di kenal dengan Care Giver,  peran Perawat dalam  memberikan Asuhan Keparawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai Individu, Keluarga dan Masyarakat, dengan metode pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai comforter, protector, advocate, communicator serta rehabilitator
b.      Peran sebagai pendidik
            Sebagai  pendidik  Perawat  berperan   dalam   medidik  individu,  keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada dibawah tanggungjawabnya. Peran ini berupa penyuluhan kepada klien, maupun bentuk desimilasi ilmu kepada peserta didik keperawatan.
c.       Peran sebagai pengelola
            Dalam   hal   ini    Perawat    mempunyai    peran dan     tanggung jawab dalam    mengelola pelayanan maupun pendidikan Keperawatan sesuai dengan Manajemen Keperawatan dalam kerangka paradigma Keperawatan. Sebagai pengelola Perawat dalam memantau dan menjamin kualitas asuhan atau pelayanan Keperawatan serta mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan Keperawatan, karena pengetahuan  pemahaman Perawat yang kurang sehingga pelaksana Perawat pengelola belum maksimal, mayoritas posisi, lingkup kewenangan dan tanggungjawab Perawat hampir tidak berpengaruh dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
d.      Peran sebagai peneliti
Sebagai peneliti dibidang Keperawatan, Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan Keperawatan. Penelitian di dalam bidang Keperawatan berperan dalam mengurangi kesenjangan penguasaan tehnologi di bidang kesehatan, karena temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi ilmu pengetahuan dan Tehnologi, selain itu penting dalam memperkokoh upaya menetapkan dan memajukan profesi Keperawatan. (Asdi, 2008)
                   3.  Fungsi Perawat.
 Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana segala  aktifitas  yang di lakukan  berguna  untuk  pemulihan  kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di  miliki,  aktifitas  ini  di  lakukan  dengan  berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi (Asdi, 2008)
a.       Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan untuk memenuhi KDM.
b.      Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi  dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer kepada perawat pelaksana.
c.       Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan. Keadaan ini tidak bisa diatasi oleh tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.

Referensi :
Depkes RI (2002). Perawat Profesional.http://www.freetechebooks.com. Diakses 21 April 2011.

Konsep Dasar NGT


  1. Pengertian NGT
NGT atau Naso Gastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukan melalui hidung sampai kelambung, sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan cair dan obat-obatan secara oral. juga dapat digunakan untuk  mengeluarkan isi lambung dengan cara di sedot.
NGT sering digunakan untuk menghisap lambung juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makanan. NGT ini hanya digunakan dalam waktu yang singkat (Metheny dan Titler.2001)
Memasang NGT adalah melakukan pemasangan selang (Tube) dari rongga hidung kedalam lambung /gaster (Asmadi, 2008)
Nasogastric terdiri dari dua kata, dari bahasa yunani. Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari bahasa latin “nasus” untuk hidung atau moncong hidung. Gastric berasal dari bahasa yunani “Gaster” yang artinya the paunch (perut gendut) atau yang berhubungan dengan perut. Istilah “nasogastric” bukan istilah kuno melainkan sudah disebut pada tahun 1942 (Metheny dan titler, 2001).
Pada bayi baru lahir selang lambung dapat dipasang melalui suatu lubang hidung atau dimulut. Pasang selang melalui hidung jika bayi bernafas secara teratur dengan menggunakan selang terkecil yang tersedia. Pasang selang melalui mulut jika selang dibutuhkan untuk drainase lambung untuk pemberian makan bayi yang mengalami kesulitan bernafas, jika hanya tersedia selang yang ukurannya relatif besar.
  1. Tujuan Pemasangan NGT
    1. Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair
    2. Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang terdapat pada lambung
    3. Mengirigasi karena pendarahan untuk keracunan dalam lambung
    4. Mencegah dan mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau trauma
    5. Mengambil spesimen pada lambung untuk pemeriksaan diagnostic
                  (Asmadi, 2008)
  1. Indikasi Pemasangan NGT
a.       Tidak sadar
b.      Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas misalnya stenosis esofagus tumor mulut atau faringesofagus
c.       Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut
d.      Pasien ileus atau peritonitis, trauma abdomen untuk dikompresi
e.       Pasien perdarahan lambung atau bilas lambung
(Asmadi, 2008) ­
4.      Cara pemasangan
a.    Untuk Dewasa
1).    Persiapan alat :
a). NGT dengan nomor tertentu sesuai dengan usia pasien
     b). Jelly yang larut dalam air
                        c). Tongue spatel
     d). Sarung tangan
     e). Spuit ukuran 50-100cc
     f). Stetoskop
     g). Handuk
     h). Tisu
     i). Bengkok
2)  Prosedur :
      a).  Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
      b).  Dekatkan alat-alat ke pasien
      c).   Cuci tangan
      d).  Atur posisi pasien dalam posisi high fowler
      e).   Pasang handuk pada dada pasien dan tisu
      f). Cek kondisi lubang hidung pasien, perhatikan adanya sumbatan
      g).   Kenakan sarung tangan
h).  Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan pasien untuk rileks dan bernafas secara normal dengan menutup salah satu lubang hidung. kemudian ulangi pada lubang hidung lainnya.
      i). Ukur panjang tube yang akan dimasukan dengan menggunakan       metode
            a. Metode tradisional:
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga dan ke prosessus xipoideus di sternum.
             b. Metode Hanson:
Mula-mula tandai 50cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan pertengahan antara 50cm dengan tanda tradisional.
j). Beri tanda pada panjang selang yang sudah di ukur dengan    plester
     k).  Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20cm
     l). Informasikan kepada pasien bahwa selang dimasukan dan instrusikan pasien untuk mengatur posisi kepala ekstensi
   m). Bila selang sudah melewati nasofaring (kira-kira 3-4 cm), instruksikan pasien untuk menekuk leher dan menelan
    n).  Jika sudah selesai memasang NGT periksa letak selang dengan cara : pasang spuit yang telah ditarik pendorongnya pada 10-20 ml udara, pada ujung NGT. Letakkan steteskop pada daerah gaster, kemudian suntikan spuit tersebut. Jika pada auskultasi terdengar suara hentakan udara, berarti selang NGT masuk kedalam lambung. Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung dengan menggunakan spuit. Masukan ujung bagian luar selang NGT kedalam mangkok yang berisi air. Jika ada gelembung udara, berarti masuk kedalam paru-paru, jika tidak ada gelembung udara, berarti masuk kedalam lambung.
     o). Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari penekanan pada hidung
     p). Tutup ujung luar NGT
     q). Evaluasi pasien setelah terpasang NGT
     r). Rapikan alat-alat
     s). Cuci tangan
t). Dokumentasikan hasil tindakan ini pada catatan perawatan.
(Asmadi, 2008)
b.  Pemasangan NGT pada Bayi Baru Lahir
1)      Peralatan:
a). Sarung tangan periksa yang bersih
b). Selang atau kateter plastik yang bersih yang sesuai berat badan bayi. Jika berat badan bayi kurang dari 2 kg gunakan selang 5-F, jika berat badan bayi 2kg atau lebih gunakan selang 8-F
c). Pena atau pita pengukur yang fleksibel
d). Spuit 3 sampai 5ml untuk aspirasi
e). Kertas lakmus biru atau stetoskop
f). Spuit steril atau yang didisenfeksi tingkat tinggi atau corong yang sesuai utuk penampung ASI
g). Pengikat atau berperekat
h). Tingtur benzoin
2)      Prosedur:
a). Kumpulkan peralatan yang dibutuhkan
b). Cuci tangan dan pasang sarung tangan yang bersih
c). Ukur panjang selang yang di butuhkan : pegang selang sehingga menyerupai jalur yang akan di lewati saat dipasang yaitu dari mulut atau lubang hidung ke ujung bawah cuping telinga dan kemudian kelambung tepat dibawah batas iga dan pasang tanda pada selang dengan pena atau potongan pengikat. Sebagai aternatif ukur jarak dengan menggunakan pita ukur yang fleksibel dan tandai jarak pada selang dengan pena atau potongan pengikat
d). Fleksikan sedikit leher bayi dan dengan lembut, masukkan selang melalui mulut atau melalui satu lubang hidung sampai jarak yang dibutuhkan. Jika menggunakan jalur nasal: jika kateter nasal dipasang untuk memberikan oksigen, masukan selang lambung melalui lubang hidung yang sama, jika memungkinkan. Jika selang tidak mudah masuk kedalam lubang hidung coba lubang hidung lainnya. Jika selang masih tidak mudah masuk kedalam lubang hidung gunakan jalur oral.
e). Fiksasi selang dengan pengikat berperekat. Jika tingtur benzoin tersedia, oleskan kulit terlebih dahulu sebelum memasang pengikat berperekat. Jika selang nasogastrik digunakan, hindari menarik selang yang tegang pada lubang hidung karena ini dapat mencederai kulit
(IDAI, 2000)
  1. Komplikasi Pemasangan NGT  
a. Komplikasi mekanis
    1) Agar sonde tidak tersumbat, perawat atau pasien harus membersihkan sonde dengan menyemprotkan air atau teh sedikitnya tiap 24 jam
    2) Agar sonde tidak mengalami dislokasi, sonde harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tampa menimbulkan rasa sakit. Posisi kepala harus lebih tinggi dari atas tempat tidur.
a.       Komplikasi pulmonal : aspirasi
1)  Kecepatan aliran nutrisi enteral tidak boleh terlalu tinggi
2) Letak sonde mulai hidung sampai kelambung harus sempurna. Untuk mengontrol letak sonde tepat dilambung, kita menggunakan stetoskop guna auskultasi lambung sambil menyemprot udara melalui sonde.
b.      Komplikasi yang disebabkan oleh tiadak sempurnanya kedudukan sonde
1) Sebelum sonde dimasukan, harus diukur dahulu secara individual pada setiap pasien. Panjang sonde yang diperlukan, dari permukaan lubang hidung sampai keujung distal sternum.
3)      Sonde harus diberi tanda setinggi permukaan lubang hidung
4)      Sonde harus diletakkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tampa menimbulkan rasa sakit
5)      Perawat dengan pasien setiap kali mengontrol letaknya tanda disonde, apakah masih tetap atau tidak berubah
c.       Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi antara lain. Komplikasi yang terjadi di usus adalah
1) Diare
2) Perut terasa penuh
3) enteral
Perencanaan keperawatan dari komplikasi yang terjadi di usus, pemberian nutrisi enteral harus dilakukan secara bertahap
                (Asmadi, 2008)
           
            DAFTAR PUSTAKA

Mami Kusuma Wardani (2011). Kepatuha Perawat Memasang NGT.http://www.digilib.stikesmuhgombong.ac.id. Diakses 18 Januari 20121.

IDAI (2000). Buku Saku  Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Maternal Neonatal Health, Jakarta.

Asdi (2008). Tujuan Kepustakaan Kemitraan Gizi dan Perawat. Blogdrive.com/archive/1.html. Diakses 4 Desember 2008

Asmadi (2008).Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Salemba Medika , Jakarta

Gambaran Umum RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang Puskesmas Rawat Inap Sipayung Rengat) yang berdiri pada tahun 1965 bertepatan dengan ditetapkannya Kota Rengat Sebagai Ibukota Kabupaten Indragiri Hulu sesuai dengan Undang–undang Nomor : 6 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah tingkat II Indragiri Hulu.
Seiring dengan pengembangan wilayah yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Indragiri Hulu, maka kantor–kantor pemerintah dan Kantor Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu dipindahkan ke Desa Pematang Reba Kecamatan Rengat Barat. Hal ini dilakukan karena keterbatasan lahan untuk pengembangan lebih lanjut pusat pemerintahan karena pada Kecamatan Rengat jumlah lahan untuk pengembangan kantor – kantor dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat sudah tidak memugkinkan lagi ditambah dengan adanya jalan lintas timur sumatera yang menguhubungkan Propinsi Riau dengan Propinsi Jambi yang dipandang sebagai faktor yang sangat menentukan pengembangan kabupaten di daerah ini. Oleh karena itu maka Rumah Sakit Umum Daerah Rengat pada Bulan Desember 1992 menempati gedung baru yang berlokasi di Desa Pematang Reba Kecamatan Rengat Barat tepat didepan jalan lintas timur tersebut. Pemindahan Lokasi dan operasional secara lengkap RSUD Rengat di Desa Pematang Reba ini disertai dengan perubahan nama dari RSUD Rengat menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat Kabupaten Indragiri Hulu.
Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 194 / Menkes / SK / II / 1993 tertanggal 26 Februari 1993 merupakan Rumah sakit pemerintah Tipe C yang berada dalam wilayah Pemerintah Daerah Indragiri Hulu Propinsi Riau. Sebagaimana rumah sakit pemerintah lainnya Rumah Sakit Umum Indrasari Rengat juga diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien khususnya masyarakat Kabupaten Indragiri Hulu dan sekitarnya secara menyeluruh mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), upaya pencegahan penyakit (preventif), upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan terpadu, merata dan berkesinambungan. Upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat Kabupaten Indragiri Hulu ini ditujukan kepada semua lapisan masyarakat yang memang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan baik pasien umum, pasien yang memakai asuransi kesehatan maupun pasien tidak mampu (pasien miskin).
Jumlah Pegawai yang mengabdikan dirinya di Rumah Sakit Umum 227 Orang tenaga kesehatan dan 68 Orang Tenaga non kesehatan. Dari jumlah tenaga kesehatan sebanyak 227 orang, yang mempunyai latar belakang pendidikan   pasca sarjana / S2 berjumlah 11 orang atau sekitar 4,84 % yang terdiri dari dokter spesialis dan seorang pasca sarjana di bidang Manajemen Rumah Sakit, sedangkan latar belakang yang dominan pada Rumah Sakit Umum Daerah Indrasari Rengat Kabupaten Indragiri Hulu adalah pegawai yang berlatar belakang DIII Kesehatan berjumlah 158 orang atau sekitar 69,60%. Kemudian tenaga kesehatan yang berlatar belakang pendidikan S1 Kesehatan berjumlah 33 orang atau sekitar 14,54%, SLTA sederajat( Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), Bidan, Sekolah Pembantu Rawat Gigi (SPRG), dan Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK) ) yang berjumlah 24 orang atau 10,58%, dan selanjutnya SLTP sederajat 1 orang atau 0,44%. Dan yang hanya berlatar belakang pendidikan sampai sekolah dasar tidak ada.
Jenis pelayanan kesehatan yang dilakukan di Rumah Sakit ini adalah :
  1. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam ( Emergency) dengan layanan Dokter dan perawat jaga 24 jam.
b.      Pelayanan Berobat Jalan yang terdiri dari layanan Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi dan Poloklinik Spesialis yang terdiri dari Spesialis Bedah, Mata, Anak, Kandungan dan Kebidanan, THT, serta Penyakit Dalam.
c.       Pelayanan Operasi 24 jam (Operating theatre ) dengan layanan operasi yang terencana (elektif) maupun gawat darurat (Cyto) untuk jenis operasi Kebidanan, Bedah, Mata, THT dengan klarifikasi tindakan khusus, canggih, sedang dan kecil.
d.      Pelayanan Rawat Inap yang terdiri dari Instalasi Rawat Inap (IRNA) Bedah, IRNA Penyakit Dalam, IRNA Anak, IRNA Kebidanan, dan VIP serta Pelayanan perawatan intensif / Intensive Care Unit (ICU).
e.       Pelayanan Rontgen (Radiodiagnostik).
f.       Pelayanan Laboratorium transfusi darah 24 jam.
g.      Pelayanan Farmasi, Instalasi Farmasi melayani resep-resep dari pasien rawat inap dan rawat jalan, dan juga menyediakan bahan habis pakai dilingkungan RSUD indrasari Rengat.
h.      Pelayanan Gizi.
i.        Pelayanan Catatan Medik / Rekam Medik.   
  1. Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan / Medical cheek up .
k.      Pelayanan Ambulance yaitu pelayanan sewa ambulance dan perawat pendamping bagi pasien yang memerlukannya baik untuk kepentingan rujukan maupun pasien meninggal.
l.        Pelayanan Kamar Jenazah.
     Sedangkan di Irna Anak RSUD Indrasari, melayani pasien rawat inap, bayi (perinatal) dan anak-anak (<14 th). Perawat Irna Anak sebanyak 22 orang yang terdiri dari 1 Kepala Ruangan, 2 Ka TIM ( 1  Ka TIM A dan 1 Ka TIM B), 14 perawat pelaksana dan 5 bidan pelaksana, bekerja melayani pasien 24 jam dengan 3x jadwal dinas (Pagi, Sore, dan Malam) secara bergantian .  

Referensi :
Profil RSUD Indrasari Kabupaten Indragiri Hulu, 2012