No DX | DIAGNOSA KEPERAWATAN | PERENCANAAN | ||
TUJUAN / KRITERIA | INTERVENSI KEPERAWATAN | RASIONAL | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
1 21/10/03 2 21/10/03 3 21/10/03 | Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal. Resiko tinggi perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan diet. Resiko infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh Kurang pengetahuan orangtua tentang perawatan penyakit berhubungan dengan kurang terpapar informasi | Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi dengan Kriteria : 1. BB dalam batas normal sesuai dengan usia 2. Hasil laboratorium tidak menunjukkan : hipoabuminuria, hipercholesterolemia 3. Edema berkurang/teratasi 4. urine 24 jam keluar 1500 cc/24 jam 5. Turgor kulit elastis Nutrisi terpenuhi secara adequat. kriteria hasil : Ø Makanan yang diberikan dari rumah sakit dapat dihabiskan klien secara bertahap. Ø Perbandingan BB sesuai dengan umur Ø Edema (-) Ø Anoreksia (-) Resiko infeksi tidak terjadi KH : 1. Nilai laboratorium : Leukosit dalam batas normal 2. klien tidak tertular penyakit lain seperti ISPA, dan penyakit infeksi lainnya 3. Nilai protein urin negatif Orang tua menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang perawatan penyakit SN Kriteria : 1. Menunjukkan perilaku positip dalam mematuhi diet bagi penderita SN 2. Menunjukkan perilaku positip dalam merawat anak dengan SN | 1. Kaji pemasukan dan pengeluaran (intake dan output) klien dalam 24 jam 2. Kaji dan tentukan wilayah tubuh yang terkena edema 3. Timbang berat badan (BB) klien setiap hari 4. Berikan alas bantal pada kaki sampai tumit dengan bantal diletakkan memanjang, tidak diletakkan menyilang 5. Bila klien laki-laki, berikan ganjalan pada scrotum. 6. Ukur urine 24 jam . 7. Pertahankan diet Rendah Garam. 8. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium, terutama kadar elektrilit dan kolesterol 9. Kolaborasi dalam pemberian obat puyer yang berisi ( kortikosteroid : Prednison, antiboitik dan diuretik ) 1. kaji/catat pemasukan diet 2. Berikan makanan sedikit tapi sering. 3. Tekankan pada keluarga agar tidak sembarangan memberikan makanan dari luar pada pasien 4. Libatkan keluarga untuk memberikan makanan dari rumah ( rendah garam ) dan tidak bertentangan dengan pengobatan 5. Ajarkan keluarga tentang oral hygiene serta beri penjelasan tentang manfaatnya 6. Timbang BB dan ukur LILA setiap hari KOLABORASI7. Konsul dengan ahli gizi dalam perubahan diet tinggi protein sesuai dengan adanya perbaikan fungsi ginjal. 8. Pertahankan pemberian diet RG. 1. Kaji sumber-sumber infeksi yang ada. 2. Jelaskan pada keluarga tentang mudahnya anak tertular penyakit lain seperti ISPA 3. Pertahankan klien agar tetap berada dalam ruangan khusus. 4. Batasi pengunjung 5. Bila pengunjung datang, tekankan agar mencuci tangan terlebih dahulu sebelum kontak dengan klien 6. Jelaskan pada keluarga agar menghindari anak lain yang mengalami infeksi, misalnya ISPA KOLABORASI7. Pertahankan pemberian antibiotik sesuai program. 1. Terangkan aktivitas yang boleh dilakukan anak ( aktifitas yang ringan seperti bermain mobil-mobilan ditempat tidur, 2. Menganjurkan untuk mematuhi diet rendah garam, baik selama di RS maupun di rumah 3. Tekankan pentingnya kontrol secara teratur (1 bulan sekali) 4. Terangkan tentang pengobatan dan efek samping dari pengobatan 5. Hindari kontak dengan anak yang sedang sakit batuk pilek, infeksi lain yang menuar 6. Tekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan 7. Tekankan untuk tidak melakukan penghentian obat secara mendadak | Mengidentifikasi keseimbangan intake dan output sehingga tidak memperberat terjadinya edema.. Mengidentifikasi derajat edema dapat meninjau intervensi keperawatan yang akan dilakukan Sebagai indikator dalam penentuan keseimbangan cairan. Mencegah akumulasi cairan pada extremitas bawah Mencegah mencegah agar scrotum tidak pecah. Dengan memantau jumlah urine pasien dapat menentukan pengaruhnya terhadap penurunan edema. Mencegah terjadinya retensi cairan lebih lanjut. Dapat memungkinkan kontrol lebih efektif dari kelebihan cairan. Memantau adanya perbaikan nilai elektrolit dan kolesterol tubuh Mengurangi edema Membantu mengidentifikasi kebutuhan diet Agar makanan dapat dihabiskan Mencegah kerusakan fungsi ginjal lebih lanjut. Meningkatkan nafsu makan pasien dan memberikan kontrol terhadap edema. Keluarga penting mengetahui kebersihan mulut yang terjaga agar meningkatkan kenyamanan pada klien dalam mengkonsumsi makanan LILA dan BB dapat menentukan status nutrisi klien. Mengganti protein yang hilang dalam darah. Mencegah terjadinya retensi cairan dalam tubuh Untuk membatasi pintu masuk mikroorganisme yang lain yang masuk pada tubuh sehubungan dengan terjadinya poenurunan daya tahan tubuh Infeksi mudah menular sehubungan dengan penurunan daya tahan tubuh anak Melindungi klien dari sumber infeksi lainnya Mencegah kontak lebih banyak dengan sumber infeksi Agar membetasi kontak dengan sumber infeksi ISPA sangat mudah mengenai klien dengan SN, sehingga dikhawatirkan akan terjadi komplikasi lebih lanjut. Menmberantas kuman penyakit Beban kerja yang berat dapat mempengaruhi peningkatan edema pada scrotum Agar mengurangi resiko terjadinya retensi cairan Membatu agar terkontrolnya perkembangan kesehatan klien dan mencegah komplikasi lebih lanjut Pengobatan kortikosteroid berlangsung dalam jangka waktu yang sama dan menimbulkan efek samping : Seperti : akibat kortikosteroid - Muka tembem - Perut membesar - Obesitas - Perubahan suara - Scrotum membesar Penderita SN mempunyai daya tahan tubuh rendah sehingga sangat mudah terkena infeksi Lingkungan yang lembab, ventilasi rumah yang tidak adekuat, kebersihan rumah dan lingkungan yang kurang baik akan menimbulkan infeksi sekunder pada psien Penghentian obat secara mendadak dapat memperparah keadaan penyakit. Hal ini menyebabkan sukar untuk sembuh |
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM NEFROTIK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar yang baik dan jangan Spam