Usus merupakan salah satu organ pencernaan dalam tubuh, namun bagaimana jika usus tersebut mengalami gangguan yaitu kanker usus. berikut ini kami sajikan asuhan keperawatan kanker rektum atau kanker usus lengkap dengan Diagnosa Nanda Noc Noc
Askep Kanker Rektum Lengkap
asuhan keperawatan ca-kolon |
Definisi
A. PenGERTIAN
Kanker rektum adalah tipe paling umum kedua dari kanker internal di Amerika.Penyebab nyata dari kanker rektum tidak diketahui, tetapi faktor riwayat kanker kolon dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diit tinggi lemak, protein dan daging serta rendah serat.
B. Patofisiologi
Kanker rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya, Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubun yang lain (paling sering ke hati).
D. TANDA DAN GEJALA
Gejala paling menonjol adalah :
Ø Perubahan kebiasaan defekasi
Ø Pasase darah dalam feses
Gejala lain berupa
Ø Anemi yang tidak diketahu sebabnya
Ø Anoreksia
Ø Penurunan berat badan
Ø Keletihan
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis kanker rekti dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, colok dubur dan rekto sigmoidoskopi
F. KOMPLIKASI
Ø Obstrusi usus partial atau lengkap
Ø Hemorhargi
Ø Perfosi dan dapat mengakibatkan pembentukan abses
Ø Peritonotis
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindakan bedah, dengan tujuan utamanya memperlancar saluran cerna. Kemotrapi dan raiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan manfaat kuratif.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah :
- Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik).
- Reseksi abdominoperineal dengan kolostoti sigmoid permanen / pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal
- Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosisi lanjut dari kolostomi. (memungkinkan dekompresi usus awal dan persiapan usus sebelum resekai )
- Kolostomi permanen (unuk menyembuhkan lesi obstrusi yang tidak dapat direseksi)
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri Akut b/d agen injuri fisik
|
Setelah dilakukan askep …. jam tingkat kenyamanan klien meningkat, nyeri terkontrol dengan KH:
· klien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri 2-3
· Ekspresi wajah tenang & dapat istirahat, tidur.
· v/s dbn (TD 120/80 mmHg, N: 60-100 x/mnt, RR: 16-20x/mnt).
|
Manajemen nyeri :
· Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
· Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
· Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
· Berikan lingkungan yang tenang
· Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
· Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
· Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
· Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri
Administrasi analgetik :.
· Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan frekuensi.
· Cek riwayat alergi.
· Monitor V/S
· Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.
· Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.
|
2
|
Risiko infeksi b/d adanya luka operasi, imunitas tubuh menurun, prosedur invasive
|
Setelah dilakukan askep …. jam tidak terdapat faktor risiko infeksi dg KH:
· bebas dari gejala infeksi,
· angka lekosit normal (4-11.000)
· V/S dbn
|
Konrol infeksi :
· Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
· Batasi pengunjung bila perlu dan anjurkan u/ istirahat yang cukup
· Anjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien.
· Gunakan sabun anti microba untuk mencuci tangan.
· Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
· Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung.
· Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat.
· Lakukan perawatan luka dan dresing infus,DC setiap hari.
· Tingkatkan intake nutrisi. Dan cairan yang adekuat
· berikan antibiotik sesuai program.
Proteksi terhadap infeksi
· Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
· Monitor hitung granulosit dan WBC.
· Monitor kerentanan terhadap infeksi.
· Pertahankan teknik aseptik setiap tindakan.
· Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.
· Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya
· Monitor perubahan tingkat energi.
· Dorong klien untuk meningkatkan mobilitas dan latihan.
· Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai program.
· Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala infeksi.dan melaporkan kecurigaan infeksi.
|
3
|
Kurang pengetahuan ttng penyakit, perawata,pengobatan
Nya b/d kurang paparan terhadap informasi, keterbatasan kognitif
|
Setelah dilakukan askep....jam, pengetahuan klien meningkat. Dg KH:
· Klien/klg mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
· Klien /klg kooperative saat dilakukan tindakan
|
Teaching : Dissease Process
· Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit
· Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya
· Sediakan informasi tentang kondisi klien
· Berikan informasi tentang perkembangan klien
· Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit
· Diskusikan tentang pilihan tentang terapi atau pengobatan
· Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi
· Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
· Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan
|
4
|
Sindrom defisit self care b/d kelemahan, nyeri, penyakitnya
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan …. jam klien mampu Perawatan diri
Dg KH:
· Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari (makan, berpakaian, kebersihan, toileting, ambulasi)
· Kebersihan diri pasien terpenuhi
|
Bantuan perawatan diri
· Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri
· Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan
· Beri bantuan sampai klien mempunyai kemapuan untuk merawat diri
· Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
· Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
· Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin
· Evaluasi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
· Berikan reinforcement positip atas usaha yang dilakukan dalam melakukan perawatan sehari hari.
|
5
|
PK: Perdarahan
|
Setelah dilakukan askep …. jam perawat akan menangani atau mengurangi komplikasi dari pada perdarahan dan klien mengalami peningkatan Hb/> 10 gr %
|
· Pantau tanda dan gejala perdarahan post operasi
· Monitor V/S
· Pantau laborat Hb, HMT. AT
· kolaborasi untuk tranfusi bila terjadi perdarahan (hb < 10 gr%)
· Kolaborasi dengan dokter untuk terapinya
· Pantau daerah yang dilakukan operasi
|
Askep Kanker Rektum Lengkap
Definisi
A. PENGERTIAN
Kanker rektum adalah tipe paling umum kedua dari kanker internal di Amerika.Penyebab nyata dari kanker rektum tidak diketahui, tetapi faktor riwayat kanker kolon dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diit tinggi lemak, protein dan daging serta rendah serat.
B. PATOFISIOLOGI
Kanker rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya, Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubun yang lain (paling sering ke hati).
D. TANDA DAN GEJALA
Gejala paling menonjol adalah :
Ø Perubahan kebiasaan defekasi
Ø Pasase darah dalam feses
Gejala lain berupa
Ø Anemi yang tidak diketahu sebabnya
Ø Anoreksia
Ø Penurunan berat badan
Ø Keletihan
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis kanker rekti dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, colok dubur dan rekto sigmoidoskopi
F. KOMPLIKASI
Ø Obstrusi usus partial atau lengkap
Ø Hemorhargi
Ø Perfosi dan dapat mengakibatkan pembentukan abses
Ø Peritonotis
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Satu-satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindakan bedah, dengan tujuan utamanya memperlancar saluran cerna. Kemotrapi dan raiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan manfaat kuratif.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah :
- Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik).
- Reseksi abdominoperineal dengan kolostoti sigmoid permanen / pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal
- Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosisi lanjut dari kolostomi. (memungkinkan dekompresi usus awal dan persiapan usus sebelum resekai )
- Kolostomi permanen (unuk menyembuhkan lesi obstrusi yang tidak dapat direseksi)
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri Akut b/d agen injuri fisik
|
Setelah dilakukan askep …. jam tingkat kenyamanan klien meningkat, nyeri terkontrol dengan KH:
· klien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri 2-3
· Ekspresi wajah tenang & dapat istirahat, tidur.
· v/s dbn (TD 120/80 mmHg, N: 60-100 x/mnt, RR: 16-20x/mnt).
|
Manajemen nyeri :
· Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
· Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
· Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya.
· Berikan lingkungan yang tenang
· Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
· Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
· Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
· Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri
Administrasi analgetik :.
· Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan frekuensi.
· Cek riwayat alergi.
· Monitor V/S
· Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.
· Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.
|
2
|
Risiko infeksi b/d adanya luka operasi, imunitas tubuh menurun, prosedur invasive
|
Setelah dilakukan askep …. jam tidak terdapat faktor risiko infeksi dg KH:
· bebas dari gejala infeksi,
· angka lekosit normal (4-11.000)
· V/S dbn
|
Konrol infeksi :
· Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
· Batasi pengunjung bila perlu dan anjurkan u/ istirahat yang cukup
· Anjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien.
· Gunakan sabun anti microba untuk mencuci tangan.
· Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
· Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung.
· Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat.
· Lakukan perawatan luka dan dresing infus,DC setiap hari.
· Tingkatkan intake nutrisi. Dan cairan yang adekuat
· berikan antibiotik sesuai program.
Proteksi terhadap infeksi
· Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
· Monitor hitung granulosit dan WBC.
· Monitor kerentanan terhadap infeksi.
· Pertahankan teknik aseptik setiap tindakan.
· Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.
· Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya
· Monitor perubahan tingkat energi.
· Dorong klien untuk meningkatkan mobilitas dan latihan.
· Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai program.
· Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala infeksi.dan melaporkan kecurigaan infeksi.
|
3
|
Kurang pengetahuan ttng penyakit, perawata,pengobatan
Nya b/d kurang paparan terhadap informasi, keterbatasan kognitif
|
Setelah dilakukan askep....jam, pengetahuan klien meningkat. Dg KH:
· Klien/klg mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
· Klien /klg kooperative saat dilakukan tindakan
|
Teaching : Dissease Process
· Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit
· Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya
· Sediakan informasi tentang kondisi klien
· Berikan informasi tentang perkembangan klien
· Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit
· Diskusikan tentang pilihan tentang terapi atau pengobatan
· Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi
· Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
· Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan
|
4
|
Sindrom defisit self care b/d kelemahan, nyeri, penyakitnya
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan …. jam klien mampu Perawatan diri
Dg KH:
· Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari (makan, berpakaian, kebersihan, toileting, ambulasi)
· Kebersihan diri pasien terpenuhi
|
Bantuan perawatan diri
· Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri
· Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan
· Beri bantuan sampai klien mempunyai kemapuan untuk merawat diri
· Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
· Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
· Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin
· Evaluasi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
· Berikan reinforcement positip atas usaha yang dilakukan dalam melakukan perawatan sehari hari.
|
5
|
PK: Perdarahan
|
Setelah dilakukan askep …. jam perawat akan menangani atau mengurangi komplikasi dari pada perdarahan dan klien mengalami peningkatan Hb/> 10 gr %
|
· Pantau tanda dan gejala perdarahan post operasi
· Monitor V/S
· Pantau laborat Hb, HMT. AT
· kolaborasi untuk tranfusi bila terjadi perdarahan (hb < 10 gr%)
· Kolaborasi dengan dokter untuk terapinya
· Pantau daerah yang dilakukan operasi
|
Demikianlah pembahasan mengenai Asuhan Keperawatan Kanker Rektum, semoga dapat bermanfaat untuk semua
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar yang baik dan jangan Spam