Rancangan penelitian adalah cetak biru dari penelitian untuk memaksimalkan pengendalian factor-faktor luar yang mempengaruhi hasil yang diinginkan dari penelitian..
Istilah disain penelitian digunakan dalam 2 cara:
1.Strategi penelitian dalam mengidentifikasi masalah hingga perencanaan akhir dalam pengumpulan data = metodologi riset.
2. Mendefenisikan struktur dimana penelitian dilaksanakan = desain penelitian
Dengan menggunakan permasalahan kerangka konsep pertanyaan-pertanyaan penelitian, defenisi variable yang jelas desain dapat digunakan sebagai gambaran perencanaan riset secara detail dalam pengumpulan dan analisa. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dikaji untuk memilih desain adalah:
v Apakah tujuan utama penelitian untuk menentukan variable dan kelompok berdasarkan situasi penelitian, menguji suatu hubungan, atau menguji sebab akibatpada situasi tertentu?
v Apakah suatu perlakuan akan digunakan?
v Jika ya, apakah perlakuan dikontrol oleh peneliti?
v Apakah sample akan dilakukan pretest sebelum diberi perlakuan?
v Apakah sample akan diseleksi secara random?
v Apakah sample diteliti sebagai satu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok?
v Berapa besar kelompok yang akan diteliti?
v Berapa jumlah masing- masing kelompok?
v Apakh tiap- tiap kelompok akan dikontrol?
v Apakah setiap kelompokakan diberi tanda sebagai random?
v Apakah pengukuran variable akan diulang?
v Apakah menggunakan pengumpulan data “ cross sectional atau cross time “ ?
v Apakah variable sudah diidentifikasi?
v Apakah data yang sedang dikumpulkan terdapat variable yang banyak?
v Startegi apakah untuk mengontrol variable yang bervariasi?
v Strategi apakah yang digunakanuntuk membandingkan s8uatu variable atau kelompok?
v Apakh suatu variable akan dikumpulkansecara singkat atau multiple?
Elemen desain penelitian :
- Perlakuan
- Jumlah kelompok dalam sample
- Jumlah dan waktu pengukuran
- Metode sampling
- Kerangka waktu pengumpulan data
- Perbandinagn yang direncanakan
- Kontrol dari variable yang tidak berhubungan
Memilh desain memerlukan pemahaman dari beberapa konsep yaitu:
A. Causality (hubungan sebab akibat)
Sesuatu yang harus diperhatikan dalam desain penelitian adalah hubungan sebab akibat.
Menurut Hume(aliran positivist), 3 kondisi yang harus ada dalam hubungan sebab akibat adalah:
- Hubungan yang kuat antara tujuan sebab dan akibat
- Tujuan sebab harus didahului akibat dalam waktu yang berbeda
- Sebab harus disajikan kapan saja akibat muncul
Menurut filosofi esensial :
- Mutlak harus ada (necessary) dimana sebab mutlak harus ada untuk terjadinya akibat
- Sufficient artinya tidak membutuhkan factor lain untuk terjadinya akibat
Pada independen variable diharapkan menjadi sebab, dependen variabel mencerminkan akibat dari independen variable.
B. Multicausal
Sejumlah variable yang saling berhubungan dapat menyebabkan akibat tertentu. Karena kompleknya hubungan sebab akibat, suatu teori biasanya tidak mengidentifikasi tiap variable yang digunakan dalam suatu penelitian.
Cook dan Campbell, 3 level yang harus ada dalam hubungan causal:
- Molar causal
- Intermediate
- Mikromediasi
Contoh: menghidupkan lampu menyebabkan lampu menyala(molar), menurut ahli listrik penyebab lampu menyala dating dari kawat dan arus listrik(intermediet), ahli fisika menyebabkan lampu menyala karena adanya ion, atom, sub partikel (mikromedia).
Sangat sedikit di keperawatan yang dihubungkan dengan penyebab dan akibat utama. Akan tetapi semakin banyak proporsi factor-faktor penyebab dapat diidentifikasi dan digali semakin jelas penyebab suatu kejadian akan ditemukan. Dengan meningkatkan pemahaman suatu kejadian, akan meningkatkan kemampuan untuk memprediksi dan mengontrol.Akan tetapi factor penyebab yang terlibat adalah komplek dan tidak bisa digambarkan dengan jelas.
C. PROBABILITY
Sebab menunjukan kecenderungan akibat tertentu akan terjadi mengikuti sebab tertentu. Probability menunjukan relatif dari pada absolut hubungan sebab akibat. Pada pandangan probability, sebab tidak akan menimbulkan akibat spesifik pada suatu waktu begitu sebab khusus terjadi. Pemikiran berdasarkan probability lebih menunjukan kekomplekan dari multikausal. Dari pada membuktikan A menyebabkan B, penelitian akan menyatakan jika A terjadi ada kemungkinan 50% B terjadi.
D. BIAS
Bias berarti sesuatu yang jauh dari pada apa yang diharapkan. Bias perlu dipertimbangkan dalam riset karena berefek dalam pemahaman hasil riset. Beberapa kemampuan dalam penelitian yang menyimpang dari atau mengakibatkan penyimpangan dari kebenaran ukuran berakibat terhadap ketidak akuratan penelitian. Factor yang mengakibatkan bias: peneliti, alat ukur, subjek individual, sample data, statistik.Yang harus diperhatikan dalam rancangan penelitian adalah: mengidentifikasi sumber yang memungkinkan bias dan membatasi / menghindarinya. Jika tidak dapat dihindari penelitian perlu merancang untuk mengontrol sumber bias, dimana disain disusun untuk menurunkan kemungkinan bias.
E. MANIPULASI
Dalam keputusan, manipulasi cendrung memiliki negatif konotasi dan diasunasikan dengan sesuatu yang negatif dan diaposiasikan seseorangyang menyebabkan orang lain dimanipulasi/ dirugikan
Manipulasi berarti mengontrol perubahan. Manipulasi dalam penelitian digunakan dalam eksperimental/ quasi eksperimental, kadang-kadang disebut perlakuan (treatment). Jadi penelitian perlakuan dilakukan manipulasi, satu kelompok menerima perawatan dan yang lain.
Ketika rancangan eksperimental digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal sebab akibat dalam keperawatan, perawat harus bebas untuk memanipulasi variable yang diteliti. Jika kebebasan untuk memanipulasi variable dikontrol orang lain, bias harus dijelaskan dalam penelitian. Pada kualitatif, deskriptif dan penelitian korelasi, tidak dianjurkan untuk memanipulasi variable dimana tujuannya untuk menjelaskan situasi yang timbul.
F. KONTROL
Kekuatan untuk memanipulasi factor- faktor secara langsung untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kontrol sangat penting dalam penelitian khususnya eksperimental, quasi eksperimen. Semakin ketat pengontrolan/ penelitian, semakin dapat dipercaya hasil penelitian. Tujuan desain penelitian untuk mengontrol factor-faktor dalam tiap situasi penelitian.
G. VALIDITAS PENELITIAN
Berhubungan dengan apakah pengukuran instrumen terukur secara akurat seperti apa yang diharapkan. Jika instrumen valid, maka menandakan konsep sesuai dengan yang diukur. Validitas adalah sebuah pengukuran terhadap kebenaran atau akurasi dari sebuah pernyataan. Validitas memberikan dasar utama untuk membuat keputusan tentang penemuan mana yang berguna untuk perlakuan pasien.
Ada 4 tipe validitas yaitu:
a) Statistical Conclusion Validity
b) Internal Validity
c) Construct Validity
d) External Validity
Untuk membuat keputusan berhubungan dengan validity pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan adalah:
1. Adakah hubungan antara 2 variabel? (Statistical Conclusion Validity)
2. Jika ada hubungan, apakah mungkin disebabkan oleh satu variable operasional kepada yang lain atau hubungan yang sama telah dipersiapkan dalam situasi tidak adanya perlakuan (Internal Validity)
3. Jika ada hubungan, apakah sebab khusus dan efek gagasan terlibat dalam hubungan, apakah gagasan sebab akibat yang terlibat dalam hubungan? (Construct validity)
4. Jika mungkin hubungan sebab akibat dari gagasan A ke gagasan B, bagaimana secara umum hubungan ini menjelaskan orang, tempat, waktu? (External Validity)
Statistical Conclusion Validity
Langkah:
- Menentukan apakah variable independen dan dependen berhubungan, penentuan hubungan ditentikan melalui analisa statistik
- Mengidentifikasi perbedaan antara kelompok
Validitas difokuskan pada apakah kesimpulan tentang hubungan/ perbedaan yang dihasilkan dari statistik analisa secara akurat sesuai dengan fakta. Kesimpulan yang salah dapat diambil tentang ada tidaknya suatu hubungan adalah ancaman terhadap validitas ini.
Internal Validity
Internal validity adalah mengidentifikasi sejauh mana efek yang dideteksi dalam penelitian benar-benar merefleksikan sasuatu kenyataan bukan karena efek dari variable asing. Walaupun internal validitas perlu diperhatikan dalam penelitian namun hal ini biasanya digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat.
Construct Validity
Construct validity digunakan untuk menguji kesesuaian defenisi konsep dan defenisi operasional suatu variable. Defenisi konsep( frame work) menyediakan dasar pengembangan defenisi operasional dari variable. Defenisi operasioanl seharusnya merefleksikan konsep teoritikal dengan benar. Ketika memilih metode pengukuran, peneliti membutuhkan untuk menentukan perkembangan alat- alat construct validity sebelumnya . Ancaman terhadap validitas ini berhubungan dengan pengembangan instrumen sebelumnya dan pengembangan teknik pengukuran sebagai bagian metodologi sebuah penelitian.
External Validity
External validity berhubungan dengan sejauh mana hasil suatu penelitian dapat disimpulkan berdasarkan sampel yang digunakan dalam penelitian. Pada beberapa penelitian, arti dari penelitian tergantung pada jumlah tipe orang( subjek) dan situasi dimana hasil dapat dilaksanakan. Kadang- kadang factor yang mempengaruhi external validity mungkin tidak dilaporkan dalam lembar penelitian, tetapi peneliti harus bertanggung jawab dan mempertimbangkan factor tersebut. Ancaman yang paling serius adalah hasil penelitian hanya berlaku untuk kelompok yang diteliti.
ELEMEN GOOD DESIGN
Tujuan penelitian untuk menset situasi yang memaksimalkan kemampuan memperoleh jawaban yang tepat tentrang sasaran, pertanyaan ataui hipotesis. Desain yang baik ditentukan adanya subjek, tempat, protocol dimana suatu perbandinangan dapat secara jelas diuji. Perbandingan tersebut mungkin difokuskan pada perbedaan atau hubungan keduanya.
Suatu penelitian mungkin perlu dibuat perbandingan antara atau antar inedividu, kelompok, atau variable. Suatu perbandingan mungkin dibuat sebelum perlakuan ( pre test) dan dilaksanakan sesudah perlakuan( post test). Dengan membandingkan hasilnya, nilai sample dibandingkan dengan table statistik sebagai refleksi dari nilai populasi.
Desain disusun untuk mengurangi “ jebakan” validitas perbandingan. Akan tetapi beberapa desain lebih efektif dalam mengurangi jebakan dari pada yang lain. Dalam kasus tertentu, mungkin perlu memodifikasi suatu desain untuk mengurangi jebakan tertentu. Sebelum memilih suatu desain, seorang peneliti perlu mernidentifikasi factor- factor jebakan yang, mungkin muncul
Pemilihan desain melibatkan suatu keputusan yang berhubungan dengan:
1. Kontrol lingkungan
Lingkunagn yang tidak terkontrol dapat memasukan varibel asing ke dalam penelitian.
2. Kontrol sample
3. Kontrol perlakuan
Langkah yang perlu diperhatikan adalah:
· Gambaran yang menditail mengenai perlakuan
· Menggunakan strategi untuk menjamin konsistensi dalam implementasi perlakuan
Variasi perlakuan mengurangi efek ukuran. Seseorang yang menerima sedikit aplikasi perlakuan akan mengurangi respon. Untuk menghindari masalah ini, perlakuan diatur untuk masing- masing subjek.
Counterbalancing
Dalam beberapa penelitian masing- masing subjek akan menerima tingkat perlakuan yang berbeda dalam perlakuan yang sama. Aplikasi suatu perlakuan dapat mempengaruhi respon pada perlakuan tersebut( carry over effect). jika carry over effect diketahui terjadi, sebaiknya tidak digunakan strategi ini. Ketika counter balancing digunakan, perlakuan yang berbeda diatur dalam random dimana memberikan urutan yang sama secara konsisten.
4. Kontrol pengukuran
Ukuran perlu didokumentasikan validitas dan reabilitas. Pengumpulan data perlu dilatih dan diamati untuk konsistensinya. Desain menegaskan waktu pengukuran ( pre test- post test). Peneliti perlu spesifik dalam waktu selama pengukuran dilakukan
5. Kontrol variabel
Strategi desain untuk mengendalikan varibel asing :
- Random sampling
Meningkatkan probabilitas sebuah subjek dengan berbagai tingkatan variabel asing dimasukkan ke dalam penelitian dan disebarkan secara acak ke seluruh kelompok dalam penelitian. Strategi ini penting untuk mengendalikan variabel asing yang tidak teridentifikasi
- Pemakaian acak ( Random assignment )
Meningkatkan probabilitas sebuah subjek dengan berbagai tingkatan varibel asing disebarkan secara merata dalam kelompok treatment dan kelompok kontrol
- Memilih subjek yang homogen
Peneliti membatasi subjek hanya menjadi satu level variabel asing untuk mengurangi dampak negatifnya. Peneliti terlebih dahulu harus mengidentifikasi varibel asing Contoh : Efek dukungan sosial yang diberikan kepada wanita segera setelah melahirkan seorang anak yang sehat terhadap lamanya perawatan di rumah sakit, maka variabel asingnya: status perkawinan, jumlah persalinan sebelumnya, usia, latar belakang budaya. Contoh subjek yang homogen : subjek umur 20-30 tahun saja yang dimasukkan atau subjek laki-laki saja.
- Heterogenitas / keragaman
Pada penelitian yang tidak menggunakan random sampling. Peneliti mencoba memperoleh subjek dengan karakteristik yang beragam untuk mengurangi resiko bias. Dalam menggunakan strategi ini, subjek diperoleh dari berbagai sumber. Strategi ini didesain untuk meningkatkan generalitas. Karakteristik subjek harus dilaporkan dalam penelitian
- Blocking / pembatasan
Peneliti memasukkan subjek dengan beberapa level atau tingkatan varibel asing dalam sampel, tetapi mengendalikan jumlah subjek pada tiap tingkat dan mengendalikan pemakaian acaknya ke dalam kelompok-kelompok penelitian ( randomized block design). Variable asaing digunakan sebagai variable bebas dalam analisa data. Sehingga varibel asing perlu dimasukkan ke dalam kerangka dan hipotesis penelitian. Contoh : memakai subjek yang sama dengan 3 kategori umur ( <18 18-60="" tahun=""> 60 tahun) untuk tiap kelompok dalam penelitian. Peneliti dapat juga menggunakan blocking untuk beberapa varibel asing, contoh : penelitian harus dibatasi dalam hubungan umur dan etnis ( hitam, putih, asia ).Pada analisis data randomized block design, setiap sel dalam analisis diperlakukan sebagai kelompok, ukuran sel tiap kelompok dan efek dari ukuran tersebut perlu dievaluasi untuk menjamin kekuatan untuk deteksi perbedaan. Jumlah minimum subjek yang direkomendasikan yaitu 20 buah untuk tiap kelompok. 18>
- Stratifikasi
Subjek didistribusikan ke seluruh sampel, menggunakan teknik yang sama dengan blocking. Variabel asing tidak dimasukkan dalam analisis data. Distribusi varibel asing dimasukkan dalam deskripsi sampel
- Matching / penyesuaian
Beberapa penelitian didesain untuk menyesuaikan subjek pada kelompok kontrol dan kelompok percobaan ( eksperimental ) dalam hubungan dengan variabel tertentu digunakan jika subjek dan variabel asing dipilih secara random untuk dimasukkan dalam kelompok kontrol. Peneliti membutuhkan subjek yang banyak
- Pengendalian Statistik
Tidak mungkin mengendalikan varibel asing melalui desain penelitian. Srategi analisa data direncanakan untuk menghilangkan sebagian perbedaan yang diterangkan variable asing sebelum analisa perbedaan dilakukan. Prosedur statistik yang umum digunakan adalah analisis kovation dalam chapter 20
:TRIANGULASI
Triangulasi adalah kombinasi dari 2 atau lebih teori, metode, sumber data, investigator/ metode analisis dalam sebuah penelitian dari fenomena yang sama. Srategi desain alternatif yang dapat meningkatkan validitas penelitian secara keseluruhan
Jenis – jenis triangulasi yaitu:
1) Triangulasi data
Triangulasi data mencakup pengumpulan data dari berbagai sumber untuk penelitian yang sama, data harus mempunyai foci yang sama.Tujuannya adalah menghasilkan berbagai pandangan dari fenomena penelitian untuk validitas. Sumber – sumber data ini menilai bagaimana suatu kejadian dialami individu, kelompok , dan komunitas berbeda pada waktu yang berbeda/ setting yang berbeda ( Mitchell, 1986 ). Jika waktu yang ditriangulasi tujuannya adalah untuk validasi persamaan dari fenomena berdasarkan waktu. Agar penelitian pada banyak tempat dapat ditriangulasi, data dari setting tersebut harus divalidasi silang untuk konsistensi banyak tempat. Jika orang yang ditriangulasi, data dari individu - individu harus dibandingkan dengan data dari kelompok untuk konsistensi. Tujuannya adalah : menggunakan data dari 1 sumber untuk validasi data dari sumber lain ( Kimchi et.all, 1991 ). Contoh : meneliti sensasi dyspeu melalui strategi yang digunakan oleh anak sekolah untuk menghadapi dispnoe diidentifikasi, hasilnya kemudian dibandingkan dengan orang dewasa. Hasil dari kedua sampel menunjukkan hasil yang sama ( Carrier, Kiechofor, Janson- Bjerklie )
2) Triangulasi Investigator
Dua atau lebih investigator dengan latar belakang pelatihan yang berbeda mengkaji fenomena yang sama ( Mitchell, 1986). Contoh : Peneliti kualitatif dan peneliti kuantitatif bekerjasama membuat desain dan melaksanakan penelitian pada bidang yang menarik bagi mereka. Triangulasi investigator terjadi apabila:
· Tiap investigator mempunyai peran penting dalam penelitian
· Keahlian setiap investigator berbeda
· Sujektivitas disiplin ilmu masing – masing investigator terbukti dalam penelitian
Contoh penelitiannya adalah hubungan stress, kepuasan kerja, dan kinerja pearawat.
3) Triangulasi Teoritikal
Triangulasi teoritikal adalah penggunaan semua interpretasi teoritikal yang dapat diterapkan dalam bidang tertentu sebagai kerangka penelitian. Dalam srategi ini, beberapa sudut pandang teoritikal dipelajari secara kritis untuk diketahui utilitas dan kekuatannya. Hipotesis yang saling bersaing dikembangkan berdasarkan perspektif teoritikal yang berbeda dan diuji menggunakan data yang sama.
Langkah – langkah mencapai triangulasi teoritikal :
Ø Sebuah daftar yang komprehensif dari semua interpretasi yang mungkin dalam suatu bidang dikonstruksikan : membuat sejumlah perspektif teoritik untuk bertahan terhadap fenomena yang terjadi ( mencakup marxisme, interaksionisme, fenomenologi,dll )
Ø Penelitian dimulai, materi empirik dikumpulkan
Ø Kerangka teoritikal yang disebut dalam poin satu difokuskan pada materi empirik
Ø Interpretasi yang tidak cocok dengan materi dihapuskan
Ø Interpretasi yang memetakan fenomena dan masuk akal digabungkan, dalam kerangka interpretasi yang mengacu pada materi empirik
Ø System interpretasi yang diformulasi ulang dinyatakan berdasarkan semua poin pada materi empirik yan baru diuji.
4) Triangulasi Metodologi
Traingualsi metodologi adalah penggunaan 2 atau lebih metodologi penelitian dalam 1 penelitian (Mitchel, 1986 ). Perbedaan dapat berupa tingkat desain / pengumpulan data. Sering digunakan untuk menguji konsep – konsep kompleks dalam keperawatan : termasuk perawatan harapan dalam penyakit terminal, menghadapi penyakit kronis, peningkatan kesehatan.
Jenis –jenisnya adalah:
1. Within method triangulasi :
Fenomena yang diteliti multidimensional, contoh : 2 atau 3 instrumen kuantitatif / kualitatif dapat digunakan untuk mengukur fenomena yang sama. Contoh dari metode pengumpulan data yang berbeda adalah kuisioner, timbangan, wawancara, dan lain- lain.
2. Cross Method Triangulasi
Mengkombinasikan strategi penelitian dari 2 atau lebih kebiasaan penelitian pada penelitian yang sama. Berbagai jenis desain, metode pengukuran, proses pengumpulan/ analisis data dapat digunakan untuk menguji sebuah fenomena untuk mencoba mencapai validitas konvergen.
Ada 4 prinsip untuk diaplikasikan dengan triangulasi metodologi yaitu:
1. Pertanyaan penelitian harus difokuskan dengan jelas
2. Kekuatan, kelemahan tiap metode yang dipilih harus dapat melengkapi satu sama lain
3. Metoda harus dipilih berdasarkan relevansinya terhadap fenomena yang akan diteliti
4. Pendekatan metodologi harus dimonitor selama penelitian untuk menjamin ketiga prinsip pertama terpenuhi
( Mitchell, 1986 hal 22-23 )
5) Triangulasi Analisis
Data yang sama dianalisa menggunakan 2 atau lebih teknik yang berbeda.
Tujuan yaitu evaluasi kesamaan hasil penelitian, untuk meyediakan sebuah alat untuk validasi silang hasil penelitian ( Kimchi et.all, 1991 )
Pro Kontra Triangulasi
- Kekhawatiran bahwa triangulasi akan digunakan untuk penelitian yang tidak sesuai dan dilakukan dengan buruk
- Kontroversi memasukkan metode kualitatif dan kuantitatif ke dalam penelitian yang sama dalam komunitas penelitian perawat
- Ada yang percaya bahwa kedua metode tidak saling melengkapi karena berdasarkan pada pandangan yang berbeda
- Menurut Clarke, Yaros (1988)
Kombinasi metode –metode ini adalah langkah pertama untuk mengembangkan metodologi baru, dibutuhkan untuk mempelajari fenomena keperawatan
- Menurut Morse (1991) : metodologi triangulasi akan memperkuat hasil penelitian dan memberikan kontribusi kepada pengembangan pengetahuan
- Menurut Coward (1990) : kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif akan meningkatkan dukungan untuk validitas
a. Validitas konstruk meningkat apabila hasil stabil melalui beberapa pengukuran dari sebuah konsep
b. Validitas kesimpulan statistik meningkat ketika hasil stabil melalui banyak data set dan metode analisis
c. Validitas internal meningkat ketika hasil stabil melalui banyak ancaman potensial terhadap asumsi kausal
d. Validitas eksternal didukung ketika hasil stabil melalui banyak setting, populasi, dan waktu.
( Coward, 1990 hal 166 )
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar yang baik dan jangan Spam