KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah.
Shalawat beriring salam, tak lupa kami kirimkan kepada junjungan umat yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen yang telah memberikan bimbingan serta tambahan pengetahuan pada kami.
2. Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan dorongan moril dan spirituil.
3. Teman-teman yang senasib dan seperjuangan yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi tercapainya kesempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita pembaca terutama bagi kami sendiri, dan dapat berguna dimasa yang akan datang.
Padang, 5 November 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan sistem informasi dan teknologi dewasa ini telah banyak memberikan dampak pada kehidupan kita, yang mau tidak mau seakan ‘memaksa’ setiap orang untuk menyesuaikan langkah agar tidak dikatakan ketinggalan zaman. Hal ini bisa terlihat dari semakin banyaknya teknologi baru yang seakan berlomba merangkul pelanggan dalam memberikan pelayanan dan kepuasan bagi penggunanya. Terlepas dari berbagai sisi negatif perkembangan sistem informasi dan teknologi, di sisi lain, perkembangan informasi dan teknologi juga telah banyak membantu penyelesaian tugas-tugas dan pekerjaan di berbagai bidang keilmuan, tak terkecuali di bidang kesehatan. Berbagai perusahaan pemberi layanan kesehatan, praktisi dan akademisi bidang kesehatan telah banyak menggunakan berbagai perangkat teknologi ‘high end’ dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien. Dalam dunia kesehatan, penggunaan berbagai macam perangkat teknologi dalam pemberian layanan kesehatan tersebut lebih dikenal dengan istilah e-Health (Royal College of Nursing, 2006).
Pengembangan sistem informasi dan teknologi bidang kesehatan telah menjadi agenda utama di negara-negara berkembang, namun di Indonesia hal tersebut masih merupakan hal baru dan masih memerlukan pengembangan yang lebih baik. Kondisi pesatnya kemajuan teknologi saat ini sepertinya belum didukung dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan alat dokumentasi yang cepat dan modern di pelayanan kesehatan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan dengan baik oleh perawat di berbagai sarana pelayanan, terutama pelayanan keperawatan.
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pemberi asuhan pelayanan kesehatan mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan dan harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi. Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan sebagian besar masih dilakukan dengan cara manual dan konvensional serta belum disertai dengan sistem/perangkat teknologi yang memadai. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang saat ini memungkinkan perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
Rekam medis berbasis komputer adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit
Tujuan pengembangan sistem informasi ini tak lain adalah untuk :
1. Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan suatu nilaitambah bagi manajemen
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit
3. Memberikan dasar pengawasan bagi manajemen yang kuat dalam bentuk suatu struktur pengendalian intern didalam sistem yang dikembangkan.
Bentuk Aplikasi Komputer dalam Keperawatan :
· Elektronic chart
Sistem ini dikembangkan di departemen radiologi. Hasil penelitian aplikasi ini didapatkan bahwa ada beban kerja perawat dengan sistem ini menjadi 28,2% lebih rendah dari menggunakan kertas. Beban kerja perawat secara keseluruhan terjadi penurunan secara bermakna yaitu sebesar 20,6%, beban kerja staf administrasi meningkat 28,4% (Youngyih Han, Seung Jae Huh, Sang Gyu Ju, Yong Chan Ahn, Do Hoo san Lim, Jung Eun Lee and Won Park, 2005, dalam http://jjco.oxfordjournals.org/terms.shtml.).
· Computerized whiteboard
Aplikasi ini dibutuhkan di bagian perawatan gawat darurat dan hal ini sangat penting. Hal ini karena dalam perawatan gawat darurat dibutuhkan analisis tinggi dan cepat sehingga dapat dengan cepat mangambil keputusan atas keadaan klien. Keputusan yang cepat dan tepat akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keperawatan pada khususnya. Computerized whiteboard yaitu sistem informasi keperawatan berbasis computer yang dimodifikasi dengan menambahkan layar lebar di Whiteboard.
· Computer-Based Patient Record (CPR) systems
Yaitu melakukan pencatatan terhadap kondisi dan perkembangan penyakit pasien dengan menggunakan komputer. Dalam sisitem ini dilengkapi sistem pemantauan klien secara progresif. Sistem ini dikembangkan oleh Jose A. Borges, Merbil Gonzalez, Jose Navarro, and Nestor J. Rodriguez pada tahun 1997 (http://www.computer.org/portal/pages).
· Personal digital assistance (PDA)
Komputerisasi dokumentasi keperawatannya dengan mengembangkan sistem link lokal. Sistem ini dikembangkan dengan memadukan teknologi link lokal seperti wifi, wlan. Sistem ini dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang. Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi.
Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003, dalam http://google.books.co.id).
· Radio frekuensi identification (RFID)
Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan, menyimpan daftar obat, menyimpan data pasien, yang paling menarik adalah fungsinya sebagai alat pelacak.
Dari macam-macam Bentuk aplikasi komputer dalam keperawatan, kelompok kami akan menjelaskan lebih dalam tentang bentuk aplikasi pendokumentasian keperawatan dengan metode Personal digital assistance (PDA)
B. Rumusan Masalah
· Apa itu metode Personal digital Assistance (PDA)?
· Bagaimana Cara Kerja dari Personal digital Assistance (PDA)?
· Bagaimana Penggunaan dari Personal digital Assistance (PDA)?
· Bagaimana pendokumentasian di Negara Jepang yang menggunakan (PDA) dengan Sistem Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing?
C. Tujuan
· Untuk mengetahui apa itu metode Personal digital Assistance (PDA)
· Untuk mengetahui Cara Kerja dari Personal digital Assistance (PDA)
· Untuk mengetahui Penggunaan dari Personal digital Assistance (PDA)
· Untuk mengetahui pendokumentasian di Negara Jepang yang menggunakan (PDA) dengan Sistem Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan Literatur E-Health dan Personal Digital Assistants (PDA)
Dalam dunia keperawatan, istilah ‘nursing informatics’ pertama kali digunakan oleh Scholes dan Barber (Booth, 2006) untuk menjelaskan penggunaan teknologi komputerisasi dalam praktek keperawatan. Sedangkan dalam dunia kesehatan secara umum, penggunaan berbagai macam perangkat teknologi dalam pemberian layanan kesehatan tersebut lebih dikenal dengan istilah e-Health (Royal College of Nursing, 2006), yang mencakup:
1. Pemantauan dan manajemen pasien melalui pesan teks dari perawat spesialis ke
handphone pasien
2. Penggunaan internet oleh pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai sakit yang diderita dan sumber fasilitas kesehatan yang tersedia baginya
3. Penggunaan internet oleh tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan informasi mengenai tatalaksana dan protap/pedoman yang ada
4. Pemindahan catatan pasien dari metode yang tradisional menjadi pencatatan elektronik melalui jaringan yang aman untuk menjamin tersedianya sumber informasi bagi klien, dimanapun dan kapanpun mereka membutuhkan
Komputer dapat membantu dalam mengurangi tingkat kesalahan, menstandarisasi rencana asuhan keperawatan dan mendokumentasikan semua hal tentang pasien (Town, 1993, dalam Potter & Perry, 1997/2005). Kelebihan lain dari komputerisasi adalah menghindari terkontaminasinya catatan pasien terhadap segala bentuk produksi klien seperti keringat, darah dan lainnya. Henry, et al (1994, dalam Potter & Perry, 1997/2005) menemukan bahwa terjadi kontaminasi yang tinggi pada dokumen keperawatan dalam bentuk kertas. Kontaminasi tersebut berbentuk cairan darah, dan produk lainnya dari pasien HIV/AIDS. Hal tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan perawat. Terobosan terkini dalam komputerisasi dokumentasi keperawatan yaitu dengan mengembangkan sistem link lokal. Sistem ini dikembangkan dengan memadukan teknologi link lokal seperti wifi, wlan dengan menggunakan media yang dikenal dengan Personal Digital Assistance (PDA).
2.2 Pengertian Personal Digital Assistance (PDA)
PDA adalah sebuah alat komputer genggam portabel, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu, namun terus berkembang mengikuti tuntutan kebutuhan masyarakat. PDA pada awalnya banyak digunakan sebagai pengorganisir pribadi, tetapi karena perkembangannya, kemudian bertambah banyak fungsi kegunaannya, seperti kalkulator, penunjuk jam dan waktu, permainan komputer, pengakses internet, penerima dan pengirim surat elektronik (e-mail), penerima radio, perekam video, dan pencatat memo. Dengan menggunakan PDA (komputer saku) ini, kita dapat menggunakan buku alamat dan menyimpan alamat, membaca buku elektronik, menggunakan GPS dan masih banyak lagi fungsi yang lain. Versi PDA yang lebih canggih dapat digunakan sebagai telepon genggam, akses internet, intranet, atau extranet lewat Wi-Fi atau Jaringan Wireless. Salah satu cirri khas PDA yang paling utama adalah fasilitas layar sentuh.
PDA pertama kali muncul pada tahun 1986 dengan diluncurkannya The Psion Organizer II. PDA pertama ini berbentuk seperti komputer genggam yang dilengkapi dengan keyboard dan layar yang kecil. Ditambah dengan fitur-fitur dasar seperti alarm, jam, kalender, kalkulator, serta telepon. Bisa disimpulkan PDA adalah penggabungan antara telepon genggam dengan PC (Personal Computer). Pada tahun 1993, sebuah vendor yaitu Apple, meluncurkan produk Newton Messagepad dengan fitur yang lebih lengkap daripada sebelumnya. Seperti tambahan catatan digital, agenda, dan lainya. Fitur dari Newton inilah yang belakangan dijadikan aplikasi standar untuk PDA termasuk layar sentuh yang sangat sensitif dan slot memori eksternal. Namun pada tahun 1998 Apple menghentikan produksi Newton karena bentuknya yang terlalu besar, harganya yang mahal serta penggunaannya yang rumit. Tahun 1996 PalmPilot memperkenalkan Palm Computing dengan harga yang lebih murah, bentuk yang muat disaku, dan menggunakan baterai AAA sehingga lebih efisien dan mudah digunakan. Lebih jauh, produk ini memiliki kapasitas memori yang lebih besar untuk menyimpan data kontak, catatan dan agenda. Pada bulan November tahun 1996 Microsoft meluncurkan Windows CE yang kemudian diadopsi oleh sejumlah perusahaan komputer seperti HP, Casio, Compact, dll. Perkembangan terkini, PDA lebih sering digunakan sebagai sarana komunikasi nirkabel. Fitur yang ditawarkan juga saat ini lebih mengacu untuk menujang gaya hidup konsumen sebagai pengguna internet.
2.3 Cara Kerja Personal Digital Assistance (PDA)
Sebagai komputer genggam, PDA memiliki processor dan sistem operasi layaknya komputer biasa. Sistem operasi ini merupakan peranti lunak utama pada PDA. Cara kerjanya sama seperti sitem operasi pada komputer seperti Windows XP, Mac OS, tetapi didesain khusus untuk PDA. Terdapat dua kesamaan sistem operasi pada PDA yaitu Palm dan Pocket PC (Windows Mobile). Keduanya bekerja dengan program piranti lunak yang berbeda, jadi walaupun berisikan banyak dokumen seperti gambar, musik dan lainnya yang bisa dipakai namun tidak pada pemrogaman. Pada penyimpanan data tanpa kartu memori, disimpan dalam RAM dengan ukuran puluhan MegaByte sedangkan sumber energinya berasal dari baterai isi ulang. Selain itu bisa juga menggunakan adaptor yang disambungkan ke tenaga listrik.
Banyak tenaga kesehatan yang menghabiskan waktu di luar gedung (misalnya saat melakukan home care). Saat ini dengan menggunakan PDA yang ditunjang dengan program software yang sesuai, maka memungkinkan bagi tenaga kesehatan untuk membawa data-data mengenai pasiennya hanya dalam genggaman tangannya (Spikol, 2005). Beberapa keuntungan dari penggunaan PDA sebagaimana yang diungkapkan Spikol, antara lain pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi pasien, tingkat keamanan pasien yang lebih tinggi, dan meningkatkan efisiensi (Spikol, 2005). Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis PDA dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang. Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi. Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan Sally juga menunjukkan hasil serupa, dimana didapatkan bahwa penggunaan PDA oleh perawat membantu dalam pengambilan keputusan (91%), menunjang keamanan pasien (89%), dan meningkatkan produktivitas (75%) (Sally et all, 2009).
2.4 Penggunaan PDA
Penggunaan PDA dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan sangat bermanfaat dalam meningkatkan mutu dan kualitas asuhan pelayanan kesehatan. Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di berbagai tatanan layanan kesehatan sangat bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan yang berarti juga pelayanan keperawatan bergantung kepada efisiensi dan efektifitas struktural yang ada dalam keseluruhan sistem dari suatu institusi pelayanan. Akses yang mudah, sistem analisis yang cepat dan tepat, sehingga keputusan dan tindakan keperawatan dengan cepat pula dapat dilakukan.
Penggunaan PDA dalam pemberian pelayanan keperawatan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Hal yang lebih diutamakan yaitu adanya kontinyuitas dokumen keperawatan. Kontinyuitas dokumen yang baik akan dapat memberikan informasi yang tepat tentang perkembangan status kesehatan klien. Pemantauan ini sangat penting mengingat bahwa asuhan keperawatan merupakan suatu siklus proses yang saling mempengaruhi. Berawal dari pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi sampai dengan evaluasi. Data yang berkesinambungan akan mempengaruhi kualitas siklus tersebut. Selain itu fungsi, seluruh dokumen keperawatan yang tercatat dalam PDA yang berkaitan dengan status klien adalah sangat penting karena selain digunakan sebagai alat komunikasi juga dapat sebagai bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat perawat kepada klien (dapat dijadikan barang bukti di pengadilan bila terjadi pengaduan hukum oleh klien).
Pelatihan dalam menggunakan perangkat lunak atau sistem operasional sangat penting dilakukan. Kualitas dokumen keperawatan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas sistem yang digunakan, tetapi juga dipengaruhi oleh kualitas pengguna sistem tersebut. Peningkatan keterampilan dan kemampuan dalam pemakaian dilakukan melalui pelatihan secara berkesinambungan dan penerapan system monitoring. Karena input data yang kurang baik akan berdampak pada kesalahan interpretasi data pengambilan keputusan terhadap pasien.
Penggunaan PDA oleh perawat dapat menekan waktu pada pendokumentasian asuhan keperawatan karena dengan menggunakan PDA, perawat dapat melakukan pendokumentasian segera setelah selesai melakukan tindakan keperawatan mengingat alat dokumentasinya (PDA) senantiasa berada di genggaman perawat. Hal ini memberi waktu lebih banyak pada perawat untuk melakukan perawatan yang mereka harus lakukan. Selain itu, penggunaan PDA oleh perawat, maka perawat dapat mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien, membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasienperawat. Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat.
Terlepas dari semua kelebihan yang didapatkan dari penerapan teknologi informasi berbasis PDA, bukan berarti penggunaan PDA tanpa kelemahan. Permasalahan yang mungkin muncul berkaitan dengan penggunaan PDA sebagai alat bantu yaitu ketidaksiapan perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, oleh karena itu mungkin dibutuhkan teknisi keperawatan yang mendalami bidang tersebut (nursing informatics), sehingga teknisi tersebut dapat mengembangkan lebih jauh penggunaan PDA dalam praktek keperawatan, selain juga dapat menjadi narasumber/fasilitator bagi perawat lain dalam memahami penggunaan PDA dalam praktek keperawatan. Selain itu, penerapan sistem informasi berbasis PDA juga memerlukan dana yang tidak sedikit, karena membutuhkan pembangunan baik perangkat software, hardware, jaringan network, serta pelatihan bagi tenaga operasionalnya. Alasan ini pula yang kemungkinan membuat kebanyakan institusi pemberi layanan kesehatan belum dapat menerapkan teknologi ini.
2.5 Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer di RS. Jepang
Terobosan terkini dalam komputerisasi dokumentasi keperawatan dengan mengembangkan sistem link lokal. Sistem ini dikembangkan dengan memadukan teknologi link lokal seperti wifi, wlan. Media yang digunakan yaitu personal digital assistance (PDA). Sistem ini dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang.
Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya asuhan dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi. Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing. Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan PDA (Personal Digital Assistance) dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan membuat pekerjaan perawat menjadi jauh lebih mudah karena hanya dalam genggaman tangan dengan menggunakan PDA memungkinkan perawat untuk mengakses jadwal, data base pasien, referensi medis dan keperawatan, serta pendokumentasian. Penggunaan PDA dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan dapat meningkatkan mutu dan kulitas asuhan pelayanan kesehatan di berbagai tatanan karena kualitas atau mutu pelayanan keperawatan bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan. Selain itu, berbagai hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan PDA di tempat kerja perawat, dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence, meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja perawat. Namun terlepas dari semua itu, bukan berarti penggunaan PDA tanpa kelemahan, beberapa diantaranya adalah ketidaksiapan pengguna (perawat) dalam operasionalnya, dan juga keterbatasan dalam hal pendanaan karena penerapan sistem informasi berbasis PDA membutuhkan dana yang tidak sedikit.
B. Saran
1. Dibutuhkan pengembangan area keilmuan keperawatan yang spesialistik membahas dan mempelajari perkembangan teknologi di bidang keperawatan beserta aplikasinya.
2. Perlunya peningkatan kesadaran perawat agar tidak ”gaptek’ (gagap teknologi), melalui kegiatan pelatihan dan peningkatan pemanfaatan perangkat teknologi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Penggunaan PDA sangat bermanfaat bagi peningkatan efektifitas dan kualitas kinerja pemberi pelayanan keperawatan yang pada akhirnya bermuara kepada peningkatan pelayanan dan kepuasan pasien sebagai penerima asuhan keperawatan, oleh karena itu dapat direkomendasikan bagi sarana pelayanan kesehatan yang telah mampu dari segi tenaga dan pendanaan untuk dapat menerapkan sistem informasi teknologi keperawatan berbasis PDA ini.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar yang baik dan jangan Spam