II.1 Contoh Kasus
Tn. A umur 45 th masuk rumah sakit dengan keluhan batuk sudah 4 bulan tidak sembuh. Dari hasil engkajian didapatkan klien merasakan sesak napas dengan RR= 30 xmenit, sekret kental kuning keperakan, klien tidak nafsu makan, dalam 1 bulan penurunan berat badan 4 kg menjadi 42 kg. Tinggi badan 160 cm. TD 110/60 mmhg. T : 38 C. N= 90 x menit (lemah). Hasilfoto torak didapatkan ada infiltrat pada paru. Diagnosa medis positif TB paru. Hasil BTA I positif. Klien diinfus D5% : NaCl 0,9% = 3 : 1. Sefotaksin 2x1 gram, INH 1x1, rembolfasin 1x450 mg, entamitol 1x100 mg, p2a 1x100 mg, B6 1x1. Hasil labor 14 gram/dl. Leukosit 15000 per mm3. Trombosit 314000 per mm3.
1. PENGKAJIAN DATA KLINIS KLIEN
Tanggal masuk : Selasa, 16-08-2011 jam 09:20 WIB
Tanggal pengkajian : Selasa, 16-08-2011
Ruang : Melati
Pengkaji : Ns. Restiara Azarah, S.kep
a. Identitas pasien
Nama : Tn. A
Umur : 45 th
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh bangunan
Alamat : Jl limau Manis 07 Padang
Status perkawinan : menikah
b. Penanggung jawab
Nama : Ny S
Umur : 40 th
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl limau Manis 07 Padang
Status perkawinan : menikah
Hub.dengan pasien : Istri
1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
• Bagi klien dan keluarga kesehatan itu penting, karena kalau sakit klien tidak bisa bekerja, begitu juga dengan keluarga
• Klien mendatangi RS karena batuk dan sudah 4 bulan tidak sembuh dan klien merasakan sesak napas
• RR= 30xmenit
• Sekret kental berwarna kuning keperakan
• Hasil foto torak, ada infiltrat pada paru
• Diagnosa medis: + TB Paru, hasil BTA I (+)
• Klien seorang perokok aktiv sejak umur 20 th, namun dalam 6 bulan terakhir sudah mengurangi kebiasaan merokoknya
• klien mengeluhkan sesak nafas, sekret yang ia keluarkan berwarna kuning keperakan. Istri klien telah melarang untuk melakukan pekerjaan berat untuk sementara waktu karena membahayakan keadaan klien dan menyebabkan sesak nafas serta batuk yang tidak kunjung sembuh.
2. Nutrisi dan Metabolik
• Antropometri : TB: 160 tanpa kifosis
BB: 46 kg (sebelum sakit) 42 kg (setelah sakit)
• Intake nutrisi dan cairan SebS : klien makan 3 kali sehari dengan lauk-pauk habis satu porsi. Tidak ada mual, muntah dan tidak ada alergi makanan, Klien minum 5-6 gelas air putih perhari
• Intake nutrisi dan cairan SesS (dalam perawatan) : infus D5% : NaCl 0,9% = 3 : 1
• Sefotaksin 2x1 gr, INH 1x1, rembolfasin 1x450 mg, entamitol 1x100 mg, P2A 1x100 mg, B6 1x1
• Hasil labor Hb = 14 gr/dl, leukosit 15000 per mm3, trombosit 314000 /mm3
• Klien mulai merasakan lemah karena input makanan yang masuk berkurang
• klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan, klien mengungkapkan bahwa ia tidak nafsu makan
• Klien tidak pernah melakukan diet apapun karena memang membutuhkan energi yang banyak untuk bekerja
3. Eliminasi
Sebelum sakit | Setelah sakit (dalam perawatan) |
• BAB 1 kali setiap pagi • konsistensi lembek, kuning dan berbau khas • tidak ada perdarahan dan tidak ada kesulitan mengejan yang berarti • BAK 2-3 kali sehari dengan bau khas berwarna kuning terang, • tidak ada perdarahan dan tidak ada mukus | • BAB 1 kali setiap pagi • konsistensi agak keras, kuning dan berbau khas • tidak ada perdarahan, mengalami sedikit usaha untuk mengejan • BAK 2-3 kali sehari dengan bau khas dan berwarna kuning terang. • tidak diperlukan pemasangan kateter |
Klien tidak terbiasa meminum obat pencahar bila mengalami obstipasi karena Klien biasanya akan memakan buah dan sayur yang banyak
4. Aktivitas dan latihan
Setelah sakit (dirawat) klien hanya tiduran di atas tempat tidur, dengan aktivitas dibantu perawat dan keluarga, namun tidak semua aktivitas di bantu oleh perawat dan keluarga. Klien mengungkapkan bahwa ia mudah merasa letih dan sesak nafas jika melakukan aktivitas ringan, apalagi berat. Nyeri tersebut terjadi saat batuk.level aktivitas klien berada pada rentang 2.
5. Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit klien hampir tidak pernah tidur siang karena harus bekrja di siang hari. Malam hari klien tidur pukul 22.00 WIB sampai pukul 5.30 WIB. Secara kualitatif dan kuantitatif terpenuhi. Setelah sakit klien jadi tidak bisa tidur nyenyak, karena klien sering batuk dan berkeringat di malam hari. Secara kuantitas dan kualitas pola tidur klien tidak efektif dan tidak adekuat karena batuk dan sesak napas.
6. Kognitif-Persepsi
Klien mengeluhkan batu dan nyeri dada saat batuk. Nyeri dada skala nyeri 4. Meningkat saat aktivitas dan berkurang saat istirahat. Nyeri seperti ditusuk-tusuk dan terasa menjalar sampai ke punggung serta sampai ke perut. Meningkat saat aktivitas dan berkurang saat istirahat. Klien tidak mengalami gangguan pada pengihatan, dan tidak mengalami gangguan pada pendengaran.
7. Persepsi diri-konsep diri
klien menerima diri seutuhnya meski ada beberapa aktivitas yang harus dibantu oleh perawat atau keluarga, hal ini terjadi karena dalam kondisi apapun dukungan dari keluarga selalu diberikan pada klien. klien adalah seorang suami dan ayah dari anak-anaknya. klien berharap segera sembuh dan menafkahi keluarga lagi secepatnya. klien bangga terhadap diri dan pekerjaannya yang halal. Emosi klien stabil berkat dorongan dari semua anggota keluarganya terutama istri dan anak-anaknya.
8. Peran-hubungan
Klien orang yang ramah dan kooperatif, bertanggung jawab dan berhubungan baik dengan siapa saja, dengan istri, anak-anak dan masyarakat. Sebagai buruh bangunan yang membawahi beberapa buruh klien dikenal baik (menurut istri). Dalam lingkungan perawatan pun klien murah senyum kepada klien lain dan kepada perawat meski dalam kondisi yang tidak sehat. Dalam menyelesaikan semua masalah klien tidak egois tapi terbiasa bermusyawarah. Klien ikut serta pada kegiatan sosial di tengah masyarakt, misalnya gotong royong dan siskamling (sebelum sakit)
9. Seksualitas-reproduksi
Klien seorang ayah dan seorang suami. Mempunyai 4 orang anak, 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Klien tidak mempunyai masalah seksual yang berarti, namun untuk sementara waktu tidak bisa melakukan aktivitas seksual karena batuk, nyeri di dada serta sesak nafas
10. koping-toleransi stres
Klien adalah ayah dan suami yang bertanggung jawab, ia selalu berusaha memberikan apa yang terbaik untuk keluarganya karena hal itulah yang diinginkanya. Klien selalu menceritakan semua masalah yang dialami kepada istrinya. Bermusyawarah dengan anak-anaknya jika ada masalah keluarga yang cukup berarti. Klien menghabiskan waktu berkumpul bersama keluarga jika telah stres dan lelah dengan pekerjaan. Klien mempunyai harapan agar cepat sembuh dan bisa menafkahi anak-anaknya lagi agar bisa bersekolah sampai perguruan tinggi, karena itu harapan klien kedepan. Bagi klien agama adalah segala-galanya, karena itu klien selalu berserah diri atas apa yang di alami pada Allah SWT.
11. Nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam, sebelum sakit klien selalu rutin mengerjakan sholat 5 waktu, dan pada kondosi sakit pun klien sholat dengan tayamum dibantu oleh istri, klien seorang pemeluk agama yang taat. Bagi klien sakit adalah penghapus dosa yang baik, namun begitu klien tetap ingin segera sembuh dan menjalani perawatan dengan sebaik-baiknya. Klien orang yang berserah diri pada Allah SWT dan menyerahkan semua pada Allah.
Diagnosa menurut NANDA
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Intoleransi aktivitas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Kurang pengetahuan tentang regimen pengobatan dan tindakan kesehatan preventif
DIAGNOSA prioritas menggunakan NOC, NIC
No | Pengkajian Data | Diagnosa | NOC | NIC | ||
1 | DO: - · BB klien turun 4 kg · Hb menjadi 14 gr/dl · porsi makan klien mengalami penurunan · wajah klien pucat · konjungtiva klien pucat DS: · klien mengungkapkan bahwa BB nya turun dan ia merasa terlihat lebih kurus · klien mengeluhkan pusing bila beraktivitas meski dalam rentang ringan · klien mengungkapkan jika ia merasakan mual dan ingin muntah jika makan, meski ia dalam kondisi lapar | 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh | · Status nutrisi Status nutrisi----- Indikator : 1. Klien mendapatkan Asupan nutrisi cukup 2. Klien mendapatkan asupan makanan yang cukup 3. Klien mendapatkan asupan cairan yang cukup 4. Klien memiliki Energi cukup 5. Rasio berat badan klien diharapkan naik dan normal | · Terapi nutrisi Aktivitas : 1. Atur makanan dan cairan serta hitung berapa jumlah kalori yang seharusnya masuk 2. Tentukan makanan yang seharusnya dimakan untuk mencukupi kebutuhan tubuh klien 3. Tentukan apakah klien butuh alat bantu makan atau tidak terkait mual yang dirasakan 4. Tingkatkan intake makanan tinggi kalsium yang seharusnya di perlukan 5. Pilihkan klien makanan yang lembut, tidak asam dan lunak yang seharusnya dimakan agar tidak mual 6. Sediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh klien | ||
2 | DO: · level aktivitas klien berada pada rentang 2 · dispnea · batuk · berkeringat meski akytivitas ringan DS: · Klien mengeluh sering batuk dan sesak nafas meski dengan aktivitas ringan, bahkan saat tidur · Istri klien mengatakan bahwa klien sering batuk dan sukar berhenti sampai mengeluarkan sputum berwarna kuning keperakan. | 2. Intoleransi aktivitas | Toleransi aktivitas--- Indikator yang diharapkan : 1. Denyut nadi klien dengan aktivitas diharapkan normal 2. Pernafasan klien dengan aktivitas diharapkan normal 3. Klien diharapkan mengalami kemudahan dalam bernafas 4. Klien bisa dengan mudah menjalankan aktivitas harian | Terapi aktivitas— Aktivitas : 1. Buat komitmen dengan klien apa saja aktivitas yang bisa dilakukan oleh klien 2. Bantu klien menentukan apa yang menyebabkan deficit tingkat aktivitas 3. Bantu klien menentukan aktivitas apa saja yang penting dilakukan untuk memonitori sesak nafas dan intoleransi klien terhadap aktivitas 4. Bantu klien untuk bisa melakukan aktivitas yang mungkin dilakukan dengan tetap memonitori keadaan klien (TTV) | ||
3 | DO: · Dispnea · Sputum berwarna kuning keperakan DS: · Klien mengeluhkan sesak nafas batuk · Klien mengatakan bahwa dadanya terasa nyeri bila batuk dan ia mengeluarkan banyak sputum | 3. Bersihan jalan napas tidak efektif | Status pernafasan : Indikator yang diharapkan : · jumlah pernafasan diharapkan normal · ritme pernafasan diharapkan normal · kedalaman pernafasan diharapkan normal · klien diharapkan tidak mengalami sesak nafas lagi saat istirahat · klien diharapkan tidak menggunakan otot-otot pernafasan dalam bernafas · klien diharapkan tidak mengalami batuk lagi · akumulasi sputum diharapkan berkurang dan habis · berkeringat di malam hari pada pasien diharapkan dapat hilang · klien diharapkan tidak merasakan lelah · retraksi dada pada klien diharapkan tidak terlihat dan usaha pengambilan napas tidak jelas | Manajemen jalan napas : 1. Posisikan klien pada posisi yang memudahkan untuk bernapas dengan ventilasi yang paling besar. 2. Keluarkan sekresi melalui batuk yang efektif atau pengisapan. 3. Mendorong bernapas dalam dan batuk yang efektif untuk mengeluarkan sputum 4. Instruksikan bagaimana batuk yang efektif untuk mengeluarkan sputum 5. Auskultasi bunyi pernapasan, catat area lokasi yang mengalami penurunan ventilasi 6. Lakukan pemasanagn endotrakeal atau nasotrakeeal suction 7. Ajarkan klien bagaimana menarik napas yang seharusnya 8. Posisikan klien untuk mengurangi sesak napas 9. Monitor status pernapasan dan oksigenasi | ||
4 | DO: · Klien sudah 4 bulan batuk DS: · Klien baru berobat setelah mengalami batuk selama 4 bulan | 4. Kurang pengetahuan tentang regimen pengobatan dan tindakan kesehatan preventif | Pengetahuan pengobatan Indikator yang diharapkan · Klien diharapkan tau tentang efek terapeurik obat, sehingga ansietas akibat terapi bisa dihindari · Klien diharapkan tau efek samping obat, sehingga klien dan keluarga tida merasa was-was jika terjadi efek samping obat · Klien diharapkan tau interaksi obat yang potensial · Klien dapat menggunakan obat sesuai resep, agar infeksi bakterinya bisa dikurangi dan sembuh, terutama untuk pemajanan infeksi awal · Klien diharapkan mengetahui teknik memantau diri · Klien diharapkan tau tempat menyimpan obat yang baik, jadi tidak terjadi kerusakan yang lebih buruk · Klien diharapkan tau strategi untuk mendapatkan obat yang diperlukan | Pengetahuan kesehatan Aktivitas : 1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang bisa menurunkan motivasi perilaku sehat dan hal-hal yang akan mengurangi prilaku tersebut 2. Menentukan keadaan individu dan sejarah sosial kultural individu keluarga,komunitas. Agar tau pola-pola perawatan dan pemberian obat yang baik 3. Memformulasikan pilihan program pengetahuan kesehatan 4. mengenali klien dan pola pikirnya 5. Mengidentifikasi karakteristik target yang berpengaruh pada penyeleksian strategi pembelajaran, untuk keefektivan medikasi | ||
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar yang baik dan jangan Spam